Siapa saja yang mencermati kondisi umat Islam saat ini niscaya akan melihat banyaknya kerusakan yang tersebar di setiap lini kehidupan nya. Al Quran telah dijauhkan dari panggung pemerintahan. Syariat Allah telah dihilangkan dara tatanan kehidupan. Negara Islam telah dipecah menjadi negara-negara kecil yang berperang satu dengan yang lain.
Sementara itu di sisi lain, penjajah menancapkan pengaruhnya secara masal. Musuh-musuh Allah dar kalangan salibis, liberalis, komunis, dan yahudi secara vulgar menanamkan hegemoninya di negara-negara kecil tersebut. Mereka memang menyerahkan kendali pemerintahan kepada sekelompok orang yang sewarna kulit dan sebahasa dengan kita. Namun, sebagaimana yang pernah digambarkan oleh Rasulullah SAW, meski berbeda warna kulit dan bahasa, mereka hakikatnya adalah da'i, penyeru, yang menyeru di depan pintu-pintu Jahannam, dimana siapa saja yang mwnjawab seruannya, nisacaya mereka masuk ke dalam nya.
Para pemimpin itu membuat undang-undang sesuai bisikan setan dan bujukan hawa nafsunya. Mereka mengganti hukum-hukum Islam dengan undang-undang buatan manusia, tradisi barat, dan nilai-nilai asing. Mereka mencoba mengendalikan kehidupan kaum muslimin, utamanya kaum terpelajar, sehingga muncul generasi dengan bernama islami tapi pemikirannya adalah asing, barat, atau timur.
Kerusakan yang terjadi di masyarakat sudah sangat kronis, seperti pandemi COVID-19 saat ini. Akhlak mereka sudah bobrok. Bahkan sebagai bangsa, mereka telah tenggelam dalam perilaku mempertututkan hawa nafsu. Sehingga tidaklah heran mempertontonkan aurat dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi, sementara keberagaman dianggap sebagai keterbelakangan, sikap radikal, dan ekstrem. Penguatan akidah diberangus dengan alih-alih menjaga kebebasan berpikir, sedangkan proses pendidikan yang kompherensif, tarbiyah jasadiyah, sebagai kebutuhan pokok insan sebagai mahluk yang sebaik-baik baik bentuk, berusaha dibenamkan dengan mengkampanyekan seni-seni hiburan.
Kondisi saat ini persis seperti yang disabdakan Rasulullah SAW,
Bersambung ...
Komentar
Posting Komentar